Kontakpublik id, PANDEGLANG - Program Irigasi Air Tanah Dalam Tanaman Pangan atau JIAT, menjadi salah satu teknik penting dalam dunia pertanian dan manajemen sumber daya air. Tanaman tidak bisa tumbuh dengan Optimal tanpa adanya Sistem pengairan yang tepat. Hal ini juga akan mempengaruhi hasil panen perkebunan
Dengan begitu, Rehabilitasi irigasi Air Tanah Dalam Tanaman Pangan akan menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif bagi penduduk disekitar tapak kegiatan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah, lebih terbukanya lapangan berusaha dan bekerja bagi penduduk dalam menggarap lahan yang tersedia, meningkatnya perekonomian penduduk.
Apa lagi Irigasi Tanah Dalam ini merupakan jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, dengan infrastruktur yang terdiri dari sumur, instalasi pompa, dan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya. Teknologi ini didesain dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.
Sistem irigasi yang baik dan efisien, diharapkan produktivitas pertanian dapat meningkat secara signifikan, memberikan kontribusi positif pada ketahanan pangan nasional, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani.
Sayangnya Program baik ini diduga berbalik arah, tidak lain hanya mengeruk keuntungan belaka, terkesan dijadikan ajang bisnis. Pada akhirnya supplier dadakan atau pengadaan barang seperti batu bulat, menjadi bahan dagangan. Bahkan salah satu kelompok tani menyebut tidak dapat program, entah benar atau tidak yang jelas sudah ploting.
Sebut saja kelompok tani itu Sinar Tani 1 Desa Leuwi Balang, Kecamatan Cikesik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Yang mengaku tidak dapat Program rehabilitasi Irigasi Air Tanah Dalam Tanaman Pangang tahun 2024.
Padahal dalam data pertanian kelompoknya tercantum dengan jelas, entah alasanya apa, saat dikonfirmasi oleh media ini, dirinya mengatakan "enggak dapat bang" katanya, pada Senin, (7-10-2024).
Berbeda dengan pelaksanaan Kelompok Tani, (TANI MAKMUR 2), Yang beralamat di Kampung Bendungan Desa Parung Kokosan Kecamatan Cikeusik yang terima program pembangunan prasarana Pertanian pekerjaan/rehabilitasi jalan usaha tani, lokasi desa parungkokosan, saat dikonfirmasi berkali-kali menghindar dengan alasan sedang di luar. Didatangi berkali-kali malah ngumpet atau bersembunyi.
Padahal anggaranya cukup besar sekitar Rp.200.000.000-,(dua ratus juta rupiah) dengan volume panjang 1000 Meter , Lebar:2 Meter, sumber dana dari Dana Alokasi Khusus, fisik penugasan Bidang pertanian, tahun anggaran tahun 2024, jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, pelaksanaan mulai tanggal 10 Juni 2024, namun dikerjakan bulan September 2024. Anehnya sudah ada jalan pertanian namun membuat jalan baru di sampingnya.
Disusul oleh ketua Poktan Berkah Tani Sejahtera, Desa suka Seneng, Kecamatan Cikesik, Setiabowo yang mendapat bantuan Program JUT, ogah dipintai keteranganya saat dihubungi via Whatsapp oleh media ini, di Lokasi ada yang janggal, diduga jalan tersebut menggunakan batu bulat dengan amparan batu asal jadi. Hingga kini ketua Poktan itu menutup diri dan anehnya merangkap jabatan selaku Kepala Sekolah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, M Nasir, belum terkonfirmasi hingga berita ini di tayangkan. (Rudi Bako)