Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Arip Wahyudin: Stop Proyek Penulisan Ulang Sejarah

Senin, 09 Juni 2025 | 08.42 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-09T01:42:18Z

 





kontakpubkik.id, PANDEGLANG--Dengan berbagai pemunculan dipanggung dunia maya tentang banyaknya asumsi versi sedjarah nasional yang membuat kegaduhan di masyarakat mengenai sedjarah Bangsa Indonesia yang kita cintai yang hampir menginjak 100 tahun (satu abad) kemerdekaan.


Tetapi Negara Indonesia bukannya pesat mengenai pembangunan  namun terkesan lambat akibat pengaruh politik kekuasaan yang ingin memiliki jiwa kepahlawanan untuk bangsa ini, namun kesannya secara politik kekuasaan cuman sebatas cari panggung dimata masyarakat yang awam sedjarah yang sebenarnya akibat pada pra sedjarah, sampai terjadinya kemerdekaan Bangsa Indonesia mengalami kesulitan untuk menulis


Fakta-fakta sedjarah yang sebenarnya akibat dibatasi tentang kebebasan berpendapat, berkumpul serta kentalnya politik fanatik kekuasaan yang membuat masyarakat takut berekpresi untuk memberikan pemikiran-pemikiran idealisme untuk kemajuan bangsa dan negara sebagaimana yang dicita-citakan oleh bapak proklamator agar Negara Indonesia berdiri diatas kaki sendiri tidak berkiblat kepada blok barat dengan pengaruh Amerika Serikat serta sekutunya yang memiliki ideologi Kapitalisme dan tidak berkiblat kepada blok timur dengan pengaruh Rusia (Unisoviet) serta sekutunya yang memiliki ideologi sosialisme.


Sekalipun Negara Indonesia bukan negara agama tapi negara agamis yang memiliki ideologi Pancasila yang memiliki ideologi tersendiri dengan Bhinneka Tunggal Ika yang bagaimana Indonesia harus bisa terbang seperti burung Garuda dengan cengkraman yang tajam agar tongkat dan kayu bisa jadi tanaman. 


Oleh karena itu kami dari kaum parlemen jalanan Gerakan Pemikiran Soekarno (GPS) menolak keras untuk penulisan ulang sedjarah yang membelotkan fakta-fakta yang sebenarnya akibat pengaruh politik kekuasaan yang tidak rasa khidmat terhadap bangsa dan negara Indonesia cuman sebatas mencari kehidupan terhadap bangsa dan negara yang tidak memiliki jiwa patriotisme.


Aparat Penegak Hukum (APH) agar proaktif dalam penegakan supremasi hukum untuk orang-orang yang menulis fakta-fakta sedjarah yang benar tapi tidak sebenarnya cuma sebatas mencari panggung kepahlawanan demi kepentingan pribadi dan golongan tentang kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan sang saka merah putih dengan simbolnya merah adalah darah dan putih adalah tulang. Bahwa menandakan bangsa ini bukan hasil warisan kekuasaan yang memiliki jiwa feodalisme sekalipun Negara Indonesia memiliki azas politik luar negeri bebas aktif.


STOP Proyek Penulisan Ulang Sedjarah yang menyesatkan masyarakat dan anak bangsa.


Salam Pancasila!!!

Salam Nasionalisme!!!

Salam JAS MERAH (Djangan Sekali-Kali Meninggalkan Sedjarah)!!! Pandeglang, 05 Juni 2025. (Red)

×
Berita Terbaru Update