kontakpublik.id, YOGYAKARTA--Topik diskusi pamungkas malam Sabtu, 29 November 2025 -- seusai pertemuan dengan mahasiswa UGM di RM. Pawon Tempuran Yogyakarta -- diakhiri dengan paparan Prof. Budi dan Gus Guntur Tjahya tentang peta nostalgia kuliner di Yogyakarta dan sekitarnya yang semakin berkembang dan mekar serti Angkringan Pak Gito tempat nongkrong seusai olah raga pagi di bibir lapangan Kentungan, Jalan Raya Kaliurang, Yogyakarta.
Ikhwal olah raga pagi ini pun merupakan bagian dari arahan Prof. Budi dan Gus Guntur Tjahyo yang merekomendasikan untuk mengatasi pelampiasan hasrat wisata kuliner agar tetap sehat dan bugar supaya terhindar dari ancaman over berat badan berkelebihan.
Diskusi lanjutan seusai olah raga pagi, bergabung juga Jendral Eko Nugroho Hadi, semakin gayeng karena banyak istilah baru seperti Iman dan Amin, hingga sepeda jengki yang bagus tapi tidak bisa dipakai dari sang Jendral yang kaya humor dan kaya perbendaharaan istilah dan sanepo.
Obrolan selingan ini diantara mulai dari topik gerakan kebangkitan, kesadaran, pemahaman spiritual sampai nostalgia masa muda yang indah. Seakan bersaing dengan istilah "makan rantangan", termasuk istilah "kalah main tapi menang pakai". Bahhan istilah "punuk onta" yang aduhai.
Begitulah, nama tidak lagi terlalu penting, karena yang utama ada hanyalah rasanya semata itu sudah lebih cukup memenuhi syarat.
Usai sholat Isha, acara meluncur dari kawasan Palagan, untuk menikmati makan malam basi koyor menuju jalan Brigjen Katamso melalui jalan AM. Sangaji terus melintas jalan Pangeran Mangkubumi, hanya untuk nostalgia di Yogyakarta 40 tahun silam menjadi terasa penting untuk menelusuri suasana Malam Minggu di Malioboro hanya untuk menikmati Nasi Koyor yang direkomendasikan Prof. Budi yang memang memiliki koleksi peta lengkap tentang beragan rupa dan macam kuliner di Provinsi Ngayogyarta Hadiningrat. Hingga berlanjut ngobrol malam Minggu di Wedang Palagan menikmati minuman susu jahe hangat yang segar dan joss. Yogyakarta, 29 Novemver 2025 (red)
