kontakpublik.id, PECENONGAN--Komunitas Aspirasi Indonesia yang dibesut Wati Salam berma Abu Taki Mayestino dan kawan-kawan yang ikut ngegeruduk Forum Senin-Kamis rutin mingguan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) di Sekretariat Jl. Ir.H. Juanda No. 4 A Jakarta, Pusat, pada Senim, 15 Desember 2025.
Rak ada agenda da khusus memang, kecuali sekedar ingin menjalin silaturahmi yang terasa merenggang sekaligus ingin menjalani perkembangan program GMRI setelah menerbitkan kumpulan do'a untuk 79 orang tokoh terpilih yang dibacakan secara non stop selama 20 jam pada 2-3 Agustus 2025 silam di Auditorium Wiswa Antara, Jakarta Pusat.
Kumpulan doa yang dipadu dalam bahasa bumi oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu sebagai penyayang gelar Wali Spiritual sekaligus Pemimpin Spiritual Nusantara ini, diakui mengundang rasa ingin tahu lebih mendalam utamanya bagi Abu Taki Mayestino yang juga dikenal sebagai penyiar dan tokoh muda Islam yang aktif di organisasi Muhammadiyah. Sedangkan Wati Salam sendiri ingin tahu isi kandungan do'a untuk dirinya, sehingga dapat mengungkan tabir rahasia diri yang mengandung ayat ilahi rabbi sebagaimana yang juga dimiliki oleh bumi sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Lengkap dan sempurna.
Begitulah dasar kesadaran dan pemahanan spiritual bermula dari ke dalaman lubuk hati sendiri untuk kemudian dapat menjadi cahaya penerang jagat guna menapaki jalan lurus dan ikhlas dengan penuh kepasrahanan hanya kepada Yang Maha Kuasa Semata. Karena itu, egosentrisitas, ambisiusitas dapat dikontrol dalam keseimbangan daya pikir dan olah batin seperti paling sederhana melakukan olah raga, agar jiwa dan raga nisa senantiasa sehat.
Artinya -- dalam jiwa dan raga yang sehat itu bukan saja harus memiliki akal pikiran yang sehat juga, sebab hanya dengan begitu dalam tata keseimbangan batin dan jiwa yang dipadukan dalam hati yang bersih dan jernih dapat berpijar cahaya ilahi yang menerangi gelapnya dunia yang membuat banyak orang tersesat.
Pembacaan do'a untuk Wati Salam sendiri pun sempat dibabar secara terbuka dan mendapat respon timbal balik dari sang pembaca do'a dan dari yang bersangkutan sendiri yang memperoleh do'a spesial ini.
Padahal, sumber bacaan dari "Kitab MA HA IS MA YA" yang masih dalam bentuk dammy -- belum sepenuhnya rampung tersusun dan tercetak dengan sempurna sudah mengundang banyak perhatian dan minat banyak orang untuk mengetahui isinya sekaligus ingin memilikinya.
Yang tidak kalah penting dari pertemuan Senin-Kamis GMRI yang sudah berlangsung sejak setahun silam ini, perluasan jaringan dan peminat dari berbagai penjuru serta disiplin ilmu untuk lebih memahami idealnya gerakan kebangkitan kesadaran spiritual semakin nyata menjadi kebutuhan manusia dalam gesekan atau pun benturan peradaban dalam skala global, lantaran spiritual ini sendiri bersifat global dan Universitas. Dan setiap orang yang ingin mendalami dan memiliki kecerdasan spiritual saat datang dari kutub manapun, karena yang lebih oenting adakah mempunyai dasar pengetahuan agama -- apapun -- karena bukan monopoli atau dominasi agama tertentu, baik untuk agama yang berasal dari kangit apalagi yang bertumbuh dan berkembang di bumi. Tidak juga terkecuali bagi agana yang super primitif atau bahkan yang paling super modern.
Abu Taki Mayestino pun menunjukkan ketertarikannya itu yang datang langsung dari Surabaya, sehingga esok harus kembali lagi daerah asalnya. Toh, pembukaan catatan agenda untuk bertemu kembali -- asalkan tidak pada hari diskusi rutin Senin-Kamis atau sebaliknya, Sri Eko Sriyanto akan selalu menyediakan waktu khusus. Sebab pada forum diskusi rutin Senin-Kamis GMRI sudah memantapkan format diskusi khusus untuk membahas masalah yang sangat serius dan mendesak, termasuk melakukan kajian dan pemantapan rencana program GMRI untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Utamanya seperti kunjungan muhibbah ke berbagai negara untuk membangun diplomasi spiritual dalam satu jaringan internasional. Pecenongan, 15 Desember 2025 (red)
