Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jacob Ereste : Sejarah Perselisihan Bawaan Israel Sejak Jaman Nabi Yang Terus Berkelanjutan Sampai Sekarang

Minggu, 22 Juni 2025 | 19.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-22T12:30:57Z

 





kontakpublik.id, DERANG--Israel bermula dari kisah Nabi Yakub yang mendapat gelar atau julukan dari Tuhan untuk menandai orang yang telah bergulat dengan malaikat sebagai perlambang spiritual dan memiliki hubungan khusus dengan Tuhan. Jadi Israel adanya konflik meski tetap berhubungan dengan Tuhan.


Begitu juga dengan anaknya Nabi Yakub yang bernama Nabi Yusuf yang dimusuhi saudara kandungnya sendiri hingga dia dijual sebagai budak di Mesir, meski akhirnya menjadi penasehat Raja sekaligus wakil raja karena kemampuannya menafsirkan mimpi. Kisahnya tercantum dalam Surat Yusuf Al Qur'an bahkan ada juga dalam Kitab Kejadian.


Jadi akar historis dan spiritual untuk sebutan Isreal itu serta relevansinya dengan Nabi Yusuf yang mencerminkan konflik internal keluarga sudah terjadi sejak jaman Nabi. Adapun ayah dari Nabi Yakub adalah Ishaq dan kakek Nabi Yakub adalah Nabi Ibrahim yang acap disebut juga sebagai Abraham, sebagai cikal bakal yang menjadi acuan agama Abrahamik, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam.


Abrahamik sendiri menjadi acuan yang mengakui Nabi Ibrahim sebagai leluhur spiritual Yahudi, Kristen dan Islam yang berpegang pada sejarah dan wahyu serta kitab suci. Hubungan teologis dan historis ini memiliki kedekatan, meski terdapat perbedaan terutama dalam tafsir, hukum hingga praktik keagamaan.


Jadi garis lurus keturunan Ibrahim - Ishaq - Yakub (Israel) akan selalu berkaitan dalam pengkhianatan, kejujuran serta keikhlasan yang terus teruji oleh jaman.


Nabi Ibrahim hanya dapat diperkirakan saja kelahirannya antara tahun 2.000 -  1900 sebelum Masehi di Ur, Mesopotamia, sekarang menjadi bagian dari Irak Selatan. Nabi Ibrahim dianggap sebagai Bapak Para Nabi karena garis keturunannya. Nabi Ishaq sendiri lahir sekitar tahun 1850 - 1800 sebelum Masehi. Ia lahir setelah Ismail sebagai saudara se ayah namun lain ibu di wilayah Kanaan yang kini masuk dalam wilayah Palestina.


Nabi Ismail yang lebih tua dari Nabi Ishaq merupakan garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Ishaq adalah Nenek Moyang Bani Israel  hingga garis keturunan Nabi Musa dan Nabi Daud. Nabi Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim dari perkawinannya dengan Sarah. Sedangkan Nabi Ismail adalah anaknya Nabi Ibrahim dari perkawinannya dengan Siti Hajar. Kisah Nabi Ismail dan Siti Hajar terkait dengan berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam. Artinya, nilai sejarah dan spiritual menautkan jelas bertaut dengan ajar keagamaan, konflik dan silsilah para nabi yang sudah terjadi sejak ribuan tahun, namun masih relevan untuk dikaji dan dipahami untuk menjadi bandingan hidup agar dapat lebih bijak dalam bersikap pada era global semakin sulit dipahami sebagai realitas yang tidak bisa diabaikan.


Tiga kitab dalam tradisi Abrahamik itu adalah Tanah atau yang disebut Kitab Perjanjian Lama dalam Kristen. Sedangkan Taurat atau Torah adalah lima kitab pertama, seperti Kejadian, Keluaran, lalu Nevi'in dan Ketuvim seperti Mazmur dan Amsal.


Sedangkan dalam Kristen ada Kitab  Perjanjian Lama dan ada juga Kitab Perjanjian Baru yang memuat kisah hidup Yesus (Nabi Isa dalam kepercayaan Islam). Sedangkan Islam sendiri meyakini Al Qur'an sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab yang telah ada sebelumnya. Karena itu, hanya Islam yang mengakui Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa,  Zabur kepada Nabi Daud dan Injil Kepada Nabi Isa. Jadi kitab Abrahamik itu adalah Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur'an. Jadi semua kitab tersebut tetap menjadi rujukan. Hanya saja secara khusus kitab-kitab tersebut tidak dijadikan rujukan  yang utama bagi umat manusia, karena adanya perbedaan tafsir atau perubahan tahrif karena proses dari perjalanan waktu.


Seperti dalam Islam yang percaya sepenuhnya kepada Al Qur'an sebagai Wahyu terakhir dan yang paling sempurna, sehingga Ak Qur'an menjadi rujukan utama, tanpa kesangsian sedikitpun.


Yang menarik, ayah Nabi Ibrahim disebut dalam Al Qur'an (Al An'am 74. Sehingga nama ayah Nabi Ibrahim Azar. Sedangkan di kepercayaan Tahun dan Kristen nama ayahnya Nabi Ibrahim adalah Terah atau Tareh (Kitab Kejadian 11: 26). Karena itu, sebagian ulama menganggap Azar itu memang julukan untuk panggilan saja, bukan nama yang aslinya. Meski begitu, Nabi Ibrahim adalah pemimpin tauhid, bapak para Nabi dan dikenal Khalilullah -- kekasih Allah -- karena berperan sebagai peletak dasar ajaran tauhid serta Imam bagi seluruh umat manusia.


Do'a Nabi Ibrahim pada usia yang sudah sangat dapat memiliki anak dari Zarah yang sudah sangat tua usianya, dimana sebelumnya mendapatkan anak dari Siti Hajar. Jadi l, Nabi Ibrahim adalah adalah ayah dari dua garis keturunan Nabi Ishaq, Yakub hingga Musa dan Daud sampai Sulaiman dan Isa. Sedangkan melalui anak keturunan Nabi Ibrahim yang bernama Ismail adakah yang menurunkan Nabi Muhammad dari beberapa generasi ke kemudian.Banten, 21 Juni 2025 (Red)

×
Berita Terbaru Update