Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pembangunan Program Pamsimas di Desa Kadu Hejo Kecamatan Pulosari Menjadi Polemik, Pemilik Lahan Merasa Dibohongi Kades

Jumat, 09 Juni 2023 | Juni 09, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-09T14:01:28Z



Kontakpublik.id,Pandeglang- Program Pembangunan Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) seharusnya dapat mengatasi kesulitan masyarakat terhadap air bersih,namun sayangnya Pembangunan Pamsimas yang di bangun di Kampung Sawah,Desa Kadu Hejo, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, menjadi sebuah polemik. Pasalnya titik pembangunan Proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tidak sesuai dengan harapan warga.

Salah Satu Warga Desa Kadu Hejo mengatakan, kawasan tempat di bangunnya sarana tersebut tidak sesuai atau dibilang tidak tepat sasaran, pasalnya lokasi tersebut dipinggir kawasan bantaran sungai yang mana Masyarakat penerima manfaat setiap tahun nya tidak sama sekali kesulitan air bersih.

" sayang sekali program Pamsimas yang menelan anggaran Rp 444.445000 ini saya rasa tidak tepat sasaran.  Lantaran Lokasi titik koordinat pekerjaan yang berada di lokasi tersebut, kami (masyarakat) tidak susah mendapatkan air bersih" ucap warga Kadu Hejo yang enggan disebutkan namanya kamis (8/6/2023).

Aan Warga lainnya mengatakan, pembangunan yang dibangun oleh Kelompok Masyarakat (POKMAS) Mitra Cisata Makmur tidak sesuai pembahasan atau komitmen awal dengan kepala desa terhadap dirinya.

Lantaran pembangunan itu dibangun di tanah dirinya, sebelumnya kepala desa (kades) Kadu hejo mengajak kerjasama dengan Aan pemilik tanah tersebut,akan tetapi setelah program itu di realisasikan tidak ada bahasa lagi kades kepadanya.

"Pak kades juga yang mengajak kerjasama dengan saya kenapa sekarang begini, apakah pak kades kerjasama dengan pengurus (pokmas,red)?. Bahkan sampai sekarang pak kades belum pernah ketemu dengan saya, soal ditanya apakah lahan tersebut sudah dihibahkan, saya sudah menghibahkan lahan tersebut ke pak lurah atau ke desa, dikarenakan saya di iming-iming kerjasama oleh pak kades bahkan saya yang akan mengelola program itu kata pak kades Enjen, kenapa setelah turun anggaran saya tidak dilibatkan apa-apa jelas saya merasa dibohongi" bebernya.

Hal tersebut menjadi Polemik lantaran Aan pemilik lahan merasa dirugikan dan di bohongi oleh kades Kadu hejo, Awal nya Aan siap menghibahkan lahan kepada kades dengan catatan dirinya dilibatkan dalam kepengurusan kelompok tersebut.

"Saya siap menghibahkan tempat akan tetapi kita sepakat kerjasama dan saya terlibat sebagai kelompok pokmas, dari saat pengajuan program sampai sekarang program sudah berjalan kades belum ada komunikasi lagi dengan saya, Istilah pepatah 
'ikan tinggal makan, dimakan sama orang lain' kan aneh, segala apapun harusnya kerjasama dengan saya selaku pemilik lahan kenapa saya, ini mah saya merasa  kaya orang b*g* suruh ngaduk suruh menggali tanah kalau bahasa sundanya mah kuli, kalau gak ikut kuli gak mer*kok-r*kok Acan" ungkapnya.

Disaat di tanyakan soal harian ongkos kerja sistem pembayarannya seperti apa Aan mengatakan bahwa kerjaan itu di borong kan oleh kelompok pengelola program tersebut.

"Sistim nya diborongkan 35 juta itu juga tidak tahu selesai gak tau tidak, itu pekerjaan 120 hari kalender" sambungnya.

"Seharusnya saya dilibatkan didalam kepengurusan apa yang pernah dikatakan ke saya oleh pak kades Enjen sebelum saya menghibahkan lahan, dikarenakan saya mau dilibatkan didalam kepengurusan oleh pak kades bahkan kerjasama. Maka dari itu saya berani menghibahkan lahan kepada pak kades atau ke desa, sayakan sudah dewasa pak masa saya dibeginikan (dibohongi)" imbuhnya. (Do/Red)
×
Berita Terbaru Update