kontakpublik.id, SERANG--Pensiunan pehabat tinggi ini memang menikmati masa hari tuanya dengan riang gembira. Dia memang sudah berniat untuk meninggalkan semua hiruk pikuk politik yang tak lagi perlu dia pikirkan, karena dia sungguh percaya pada generasi berikutnya pasti lebih canggih dan kebih piawai dibanding dengan generasi seakatan dirinya.
Karena itu hari-hari di masa usianya kini dia nikmati benar dengan cara dan pilihannya yang bijak. Berkebun dan berternak ayam kampung hinggga kelinci yang memenuhi halaman rumahnya yang asri oenuh tetunbuhan dan sayuran yang sangat bermanfaat, sehingga dia bersama anak istri dan cucunya yang masih berkumpul dalam satu rumah bedar yang sangat sederhana dan familiar itu menikmati bebar hasil tanaman dan sayuran serta hasil hewan ternak dan kolam ikannya yang cukup luas, hingga setiap hari dia bersama keluarganya cukup menikmati hasil dari tanaman kebunnya yang asri itu serta terkesan sangat segar karena ditimpali oleh memecinciknya kolam ikan yang indah menampung berbagai jenis ikan yang bisa dikonsumsi setiap hari, sehingga pola hidup sehat mulai dari konsunsi sayur-sayuran serta buah-buahan dari kebun sebdiri seperti terjadi dalam dunia dongeng.
Setiap hari tokoh penting kita ini merasa lebih cukup melakukan rekreasi atau semacam olah raga ringan untuk sekedar menjaga kebugaran tubuhnya yabg sudah berusia kanjut. Untuk memangkas tetumbuhan yang sudah berlebihan menjulang tinggi, selalu dia pangkas sendiri dengan penuh keringan dan kegembiraan. Kendati untuk mengurus kebun seluas itu dia dibantu oleh Pak Joko dan Pak Bowo bersama masing-masing istri mereka yang bertugas khusus di dapur dan di dalam rumah. Meski sesekali pun mereka ikut memetik dan memanen buah dan sayur-sayuran yang akan diolah dengan menu khusus seperti kesukaan tokoh kita ini yang memang gemar mengkonsumsi bahan pangan dari kebuh miliknya sendiri. Sebab kebiasaan ini sungguh telah menjadi bagian dari pola hidup keluarganya jauh sebelum menjabat kedudukan yang penting di negeri ini.
Anak dan cucunya pun bertumbuh sehat, tak hanya dalam arti fisijal, tapi juga secara spiritual, sehingga tidak hanya kemiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan spiritual yang mereka percaya sebagai basis tegaknya etika, moral dan akhkak mulia yang tak hanya suntuk mengejar dan meraih hal-hal yang bersifat duniawi.
Maka itu pada tanggal 1 setiap bulan keluarga sang tokoh kita ini mengadakan semcaman pengajian rutin untuk ibu-ibu pada sire hari dan untuk bapak-bapak pada malam harinya. Pengajian rutin belulanan ini selalut diserta dengan dialog dari hati ke hati tentang berbagai soal yang dibimbing oleh beberapa pemuka agama yang sengaja dihadirkan untuk mendampingi sahibul hajat untuk kemudian berakhir debgan acara makan bersama khas ala kampung seperti menu yang dimakan setiap hari oleh segenap agggota kekuarga sang tokoh kita ini.
Sehingga suasana masa pensiun sang tokoh kita ini menjadi semacam rule model yang ingin dikakukan juga oleh warga setempat yang juga mulai memasuki usia pensiun, bukan saha dari mereka yang merasa purba tugas sebadai oegawai negeri sipil maupun polri dan militer, tapi juga mulai dilakukan juga oleh beberapa orang pengusaha yang merasa telah cukup untuk undur diri dari bidang usahanya yang terbilang relatif sukses itu.
Hidup dalam suasana bersahaja, rendah hati dan terus memperbanyak rasa syukur semakin diyakini sebagai bagian dari keimanan yang tawwaduk. Mensyukuri segala nikmat dan rizki yang telah dilimpahkan Tuhan tiada tara dalam berbagai bentuk dan wujud, hingga kesehatan sampai menjelang usia senja yang tidak banyak bisa dilalui oleh setiap orang, hingga bisa menyaksikan kesuksesan sang anak beranjak dewasa dan berkeluarga hingga bisa memberi cucu yang cantik dan cendas seperti yang bisa dia saksikan sekarang ini.
Bersyukur dan ikhlas itulah pegangan hidupnya dalam kesederhanaan. Karena hidup baginya harus dinikmati agar dapat lebih bermakna. Karena dia sangat memahami bahwa hidup hanya sekali dan harus memiliki arti, tidak hanya bagi dirinya sendiri, karena tidak kalah penting harus bermakna juga bagi orang lain. Oleh karena itu, dia merasa tidak mampu memahami, bagaimana mungkin bagi mereka yang telah berada diujung usia masih juga penuh hasrat dan ambisi untuk menguasai banyak hal. Termasuk kekayaan dan kekuasaan seperti tiada batas keinginan dan ketamakannya. Seakan-akan, kematian tiada akan pernah menghampiri dirinya, meski sudah jelas berada diujung senja.
Betapa nikmatnya hidup diujung senja dengan penuh keriangan dan kegembiraan seperti apa adanya, tanpa beban dan ambisinya liar yang mampu dijinakkan. Sehingga tak perlu mendapat cemooh dan hujatan serta sumpah serapah seperti mereka yang penuh tipu daya dan kebohongan bahkan khianat kepada sahabat dan kerabat bahkan zalim terhadap rakyat. Banten, 24 Desember 2025 (red)
