Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jacob Ereste : Hanya Dengan Sikap dan Sifat Yang Baik Serta Tulus Yang Ikhlas Mampu Untuk Memperbaiki Negeri

Senin, 06 Oktober 2025 | 06.02 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-05T23:02:28Z

 





kontakpublik.id, SERANG--Etika, moral dan akhlak manusia Indonedia adalah kunci untuk memperbaiki berbagai kerusakan berbangsa dan bernegara agar baik dan benar untuk Indonesia. Mulai dari etika ekonomi, etika politik, etika hukum, etika budaya dan etika beragama patut dibenahi supaya tidak saling bersilangan antara yang satu dengan yang lainnya.


Etika dalam berkawan --  bermasyarakat -- perlu dijaga untuk menjaga kelangsungan ikatan  perkawanan yang dapat ditingkatkan menjadi  ikatan  persaudaraan. Karenanya tak heran banyak keluarga  yang mampu menambah relasi persaudaraan yang berasal di luar darah yang sana. Bahkan dapat terbangun dari latar belakang suku dan budaya yang berbeda yang tidak ada hubungan dari ikatan keturunan yang sama.


Sebaliknya, ada yang berasal dari satu darah keturunan -- adik beradik atau saudara sekandung -- namun terkesan bahkan terasa begitu jauh, karena dibatasi oleh sekat yang dibiarkan terbentangnya jarak pemisah hingga  jbegitu terasa jauh. Biasanya, kerenggangan dalam ikatan dengan persaudaraan ini lantaran adanya ikatan yang dianggap akan menjadi beban. Karena yang satu beranggapan akan dirongrong oleh yang lain.


Begitu juga sebaliknya, jalinan perkaeanan yang sudah begitu akrab dan karib, terapi ketika kondisi ekonomi mengalami perubahan peningkatan -- atau karena sukses dari usaha yang  dilakukan kemudian justru ikut mengubah ikatan Persaudaraan -- hingga kerenggangan ikatan dari perkawanan itu juga mengalami perubahan,  bukan hanya karena kesibukan yang sudah lebih padat dari kegiatan sebelumnya, tapi juga ada sangat dimungkinkan adanya semacam rasa  takut ajan menjadi beban yang bisa menghabat perkembangan karier atau reputasi yang diharap dapat semakin meningkat dan mulus diraih, rampa mengalami rintangan dari ikatan perkawan atau persaudaraan yang sudah terbangun sebelumnya.


Pada tahapan inilah konsistensi dan kesetiaan terhadap komitmen perkawanan atau persaudaraan yang pernah terjalin baik akan  teruji dalam kesetiaan dan ketulusan sebagai cermin dari kepribadian yang baik,  teguh dan konsisten.


Sebab tetap saja ada orang yang setia dengan komitmen dan segenap konsekuensi dari perkawanan atau ikatan persaudaraan yang sejati dan tulus serta penuh keikhlasan dalam suka maupun duka, dapat terus terjaga. Meski perubahan dalam status sosial atau status ekonomi telah mengubah kondisi dan situasi yang bersangkutan. 


Itulah dasar etika menjadi sangat diperlukan bagi setiap orang untuk menjaga moralitas guna membangun akhlak mulia sebagai manusia yang waras dalam arti psiko-sosial yang utuh dan mapan -- tidak lelang oleh waktu  terpisah oleh waktu yang telah  mengubah konfidusi dan situasinya yang terus bergerak dan berubah.


Perubahan sikap ini pun memang sangat tergantung dari cara menjaga etika, moral dan akhlak yang bisa sangat dipengaruhi oleh latar pendidikan, agama serta karakter bawaan. Kecuali itu, ketangguhan dan keteguhan dalam memahami dan menghayati nilai-nilai spiritual yang sakral akan sangat menentukan juga dalam pandangan serta sikap dan sifat yang terus berkembang kepada arah yang lebih baik, atau sebaliknya. Lantaran status sosial yang disebabkan oleh kenaikan derajat seseorang atas kekayaan atau kekuasaan akan sangat menentukan sikap dan sifat seseorang itu akan berubah atau justru untuk semakin mengagumkan pada yang bersangkutan untuk dijadikan contoh atau teladan dari kepribadian yang patut dipuji.


Dalam konteks inilah pembelajaran tentang budi pekerti yang bisa menghantar membangun disiplin diri dalam tatanan etika, moral dan akhlak mulia itu sangat diperlukan. Sehingga sikap dan sifat yang ugahari dapat memberi banyak manfaat bagi orang lain. Setidaknya dalam memotivasi pihak manapun yang sempat bercampur gaul dengan sosok yang terpuji dan mulia itu. Artinya, dari lingkungan yang baik, pasti akan bertumbuh kebaikan-kebaikan. Begitu juga sebaliknya.  Maka itu, untuk melakukan perbaikan dari berbagai bentuk kerusakan di negeri ini, harus dimulai oleh orang-baik serta mereka yang bersikap dan bersifat baik, tidak ingin memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan diri dan keluarga maupun kelompoknya sendiri, tanpa perduli dengan kepentingan serta hak orang banyak.


Lantas, sungguhkah kita masih memiliki pemangku kepentingan di negeri kita ini yang memiliki sifat dan sikap yang mulia itu ? Agaknya, inilah yang menyebabkan kita tidak boleh lengah untuk terus menerus mengingatkan, menegur atau bahkan melontarkan kritik yang sangat keras dan penuh resiko, tidak pernah hendak surut dan takut. Sebab kebenaran harus diucapkan dengan kejujuran dan ikhlas sepenuh hati untuk menerima konsekuensi logis untuk dipercaya atau justru dibenci.  Banten, 5 Oktober 2025 (red)

×
Berita Terbaru Update