kontakpublik.id, PECENONGAN--Gerakan kebangkitan spiritual menuju revolusi spiritual semakin mendesak untuk menjawab berbagai masalah bangsa dan negara yang sedang mengalami kebobrokan etika, moral dan akhlak sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak dalam bentuk perbuatan apapun yang sangat mempengaruhi kehidupan bersama untuk hidup di negeri ini.
Karena itu gerakan kebangkitan kesadaran spiritual diperlukan agar dapat dijadikan landasan pijak dalam bersikap dan berbuat supaya tidak merugikan pihak manapun, utamanya rakyat yang semakin terhimpit oleh tekanan ekonomi yang tidak kunjung membaik.
Kesadaran kolektif yang berbasis spiritual diperlukan untuk membangun peradaban baru bagi bangsa dan negara Indonesia mencapai kesejahteraan, adil dan makmur serta bermartabat, tidak menjadi sarang korupsi, munafik, culas dan mementingkan diri sendiri dengan merampas dan mengangkangi hak warga bangsa Indonesia yang lain.
Oleh karena itu gerakan spiritual terus didorong untuk memasuki tahap revolusi spiritual -- sebagai pilihan terbaik -- untuk menghantar segenap warga bangsa Indonesia memasuki era Indonesia emas -- yang sudah terlalu lama dicita-citakan sejak kemerdekaan -- yang cuma termangu-mangun di pintu gerbang kemerdekaan yang harus segera kita nikmati. Maka revolusi spiritual -- sebagai kesadaran kolektif perubahan sikap harus segera terwujud dalam sikap dan perilaku setiap orang untuk berpegang pada etika, moral dan akhlak -- sehingga tidak kehilangan rasa malu dan harga diri ketika harus bersanding dengan bangsa mana pun yang ada di atas bumi.
Begitulah perubahan besar dalam gerakan kesadaran bersikap dan berbuat -- di semua lini atau sektor kehidupan -- harus dapat dipastikan berpegang pada etika, moral dan akhlak manusia yang mulia, sebagai karunia dari Allah terhadap manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang sempurna. Sebab hanya dengan begitu, nilai-nilai kesempurnaan yang maksimal dapat diwujudkan dan menjawab kondisi bangsa dan negara Indonesia semakin terpuruk. Memburuk akibat perilaku segelintir orang yang tamak dan rakus, hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya, tiada rasa malu.
Gerakan kebangkitan kesadaran spiritual memang harus dimulai dari sendiri, untuk kemudian mengajak serta mendorong orang lain, sehingga dapat menjadi gerakan yang massif menghadapi perilaku jahat serta ketamakan segelintir orang yang harus dienyahkan dari muka bumi. Setidaknya, bisa ikut menyadari hingga kemudian bertobat -- nasuha -- tanpa pengampunan ketika perilaku buruk itu kembali diulang. Sebab kebobrokan etika, moral dan akhlak di Indonesia sudah sangat parah terjadi di semua sektor. Dan tidak ada pilihan lain, kecuali melalui revolusi spiritual untuk membersihkan pelaku ekonomi, politik, tatanan sosial serta keagamaan yang begitu gampang di diadu domba oleh mereka yang ingin memperoleh keuntungan ditengah kegaduhan. Pecenongan, 18 Agustus 2025 (red)
