Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jacob Ereste : Kawan Penyair Berbasis Spiritual Meyakinkan Kerja Kesenian Adalah Bagian dari Ibadah

Selasa, 12 Agustus 2025 | 16.09 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-12T09:09:33Z

 




kontakpublik.id, SERANG--Pengalaman spiritual seorang kawan penyair, diakuinya acap dia temukan dari peristiwa yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Suatu ketika, tuturnya memulai kisah pengalaman spiritual yang cukup menarik dan unik, justru saat terganggu oleh keasyikan untuk menyelesaikan satu puisi, sementara isi perutnya seperti mau meledak, hingga tak tertahankan hingga harus jongkok lama di   tempat sering dia gunakan untuk merenung dan acap kali memperoleh ide yang paling piawai untuk melahirkan karya yang terbaik seperti yang telah cukup banyak dimuat oleh media lokal dan media nasional. Bahkan beberapa diantara karya pun dipublis oleh media dari beberapa negara tetangga.


Pendek, cerita hasrat untuk membuang hajat besar itu, menjadi topik perenungannya, bahwa ternyata manusia itu tidak sepenuhnya memiliki otoritas atas dirinya sendiri, sehingga untuk sekedar mengendalikan keinginan membuang hajat, tidak mampu diinterupsi oleh diri kita sendiri, kata sang penyair ini bertutur dalam nada bicaranya yang dingin dan puitis.


Lantaran hasrat ingin buang hajat yang tidak bisa dikompromikan itu, juga membuktikan sunnatullah itu sungguh tidak terbantah, katanya penuh keyakinan dan dalam nada bicara yang semakin serius.


Tragisnya, hasrat membuang hajat yang telah mengganggu proses finishing akhir dari karya puisinya yang terbaru selama satu bulan berlalu, jadi terasa sangat mengganggu. Ironisnya, rasa ingin membuang hajat itu pun tak berhasil, meski sudah nongkrong sekian jam di tempat yang sering memberinya inspirasi yang bagus, seperti kali ini pun -- setelah lebih dari satu jam nangkring di tempat membuang hajat itu, dia telah menemukan satu ide besar yang sangat spektakuler untuk melahirkan sebuah karya puisinya yang terbaru.


Jadi, pengalaman spiritual yang lahir dari kesadaran bahwa  manusia itu tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri, baginya sungguh semakin meyakinkan bahwa Tuhan adalah Yang Maha Kuasa atas jagat raya dan seisinya, termasuk manusia sebagai makhluknya yang paling sempurna bahkan mendapat keistimewaan untuk mewakili Tuhan di bumi. 


Dalam penghayatan dan perenungannya terhadap rasa ingin membuang hajat yang tertunda itu, dia mangaku sempat membayangkan saat Ibundanya dahulu melahirkan dirinya, harus menanggung derita beberapa hari saat menjelang kelahiran berlangsung. Sementara dua sendiri mengaku, hanya dalam satu jam tak lebih harus menahan perut yang terasa melilit itu, kejengkelan dirinya sudah teras sampai menembus ubun-ubun. Namun dari permenungan yang dia lakukan, sungguh tidak ada alasan bagi seorang anak harus menyia-nyiakan sosok seorang Ibu yang sangat besar pengorbanan serta penderitaannya itu, mulai dari melahirkan seorang anak hingga mengasuh sang anak itu sampai dewasa dan mampu mandiri.


Karena itu, kata sang penyair ini seperti sedang berfatwa, banyak orang yang merasa menyesal hanya karena tidak mampu atau tidak sempat untuk  membahagiakan Sang Ibu terkasih -- yang telah melahirkan, mengasuh dan menghantar anaknya beranjak dewasa untuk menemukan jodoh hingga jatuh dalam pelukan orang lain, sebagai suami dan istri.


Pengalaman spiritual sang penyair yang semakin meluas dan berliku, sama seperti ketika dia sendiri hendak melahirkan satu puisi yang terkesan sangat alot dan sulit untuk dia  diselesaikan hingga berminggu-minggu lamanya, seperti sedang menguji kesabaran dirinya untuk menghasilkan karya yang terbaik berkualitas dan bermutu. Sebab baginya, sebuah puisi tak hanya cukup indah, karena yang lebih penting dari semua itu adalah isi pesan yang diusung oleh karya itu harus memiliki nilai yang tinggi dan berbobot. Karena berpuisi, tidak hanya berindah-indah semata dalam tutur kata dan cerita, karena kandungan makna yang ada di dalamnya yang akan membuat karya seni itu abadi dan terus dikenang oleh generasi yang satu hingga generasi seterusnya. Sehingga sang seniman memperoleh gelar sang maestro dalam bidang seni yang ditekuninya.


Sebagai penyair, kawan baik ini pun sering memberi inspirasi secara tak langsung dalam dialog bersamanya yang gemar bercerita tentang proses kreatif berdasarkan Ilham yang tak jauh berada dalam lingkaran spiritual. Lantaran ide bagi dia sama dengan anugrah Tuhan yang patut disyukuri, sebagai ujud terima kasih yang tidak terhingga seperti sifat pengasih dan penyayang dari Tuhan, kata sang penyair kita ini dengan paras yang sangat meyakinkan.


Kecuali itu, menurutnya yang lebih penting dalam proses kreatif kita sebagai seniman adalah berkarya dengan penuh kesadaran untuk memasuki wilayah penjelajahan yang luas, bahwa apapun karya yang mampu kita hasilkan harus dimaknai sebagai ibadah, ujarnya agar dapat semakin banyak mendatangkan berkah bagi kehidupan kita. 


Sebagai kawan sohibnya aku cuma bisa tercenung sambil merenungkan fatwanya sebagai pujangga yang patut diakui cukup banyak berkontribusi dalam mensuplai ide dan gagasan baru untuk dituangkan dalam bentuk karya tulis, seperti paparan ini. Banten, 9 Agustus 2025 (red)

×
Berita Terbaru Update