kontakpublik.id, PEJOMPONGAN-- Ayatollah Ruhollah Khomeini meninggalkan wasiat politik dan spiritual yang dikenal sebagai "Wasiyat-e-Iman" atau Wasiat Imam Khomeini yang berisi pesan terakhir bila dia wafat atau gugur. Pertama pesannya agar dapat selalu mempertahankan Islam dan revolusi. Karena baginya Republik Islam Iran dan ajaran Islam Syiah sebagai dasar pemerintahan. Kedua, rakyat Iran Harus tetap melawan penindasan dan penjajahan. Khususnya imperialisme Amerika Serikat dan Israel.
Imam Khomeini pun berpesan agar umat Islam dapat terus bersatu dan waspada terhadap fitnah. Karena isu sektarian, politik atau budaya Barat dapat memecah persatuan umat yang harus dijaga bersama. Sehingga dukungan para ulama dan sistem Wilayat Al Faqih dalam memimpin negara secara spiritual dan politik. Bahkan, politik tidak boleh didahulukan dari spiritual yang menjadi penjaga etika, moral dan akhlak manusia agar tetap mulia.
Salah satu kutipan terkenal dari Imam Khomeini yang terus diingat oleh banyak orang --termasuk umat Islam di luar Iran adakah : "Selama kalian bersatu dan mengikuti Islam, tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa mengalahkan kalian". Realitasnya memang, umat Islam sendiri kurang kompak nyaris tidak memiliki solidaritas dan kepedulian terhadap perjuangan yang tengah dilakukan sekelompok umat Islam yang lain untuk menegakkan agama Islam. Sehingga perjuangan umat Islam terkesan tidak mendapat dukungan dari umat Islam yang kain, akibat dari egosentrisitas yang tidak mampu dikendalikan.
Contohnya seperti konflik internal di Yaman hingga terjadi perang saudara pada tahun 2014 dan semakin memburuk pada tahun 2015. Padahal masalahnya ada kelompok bersenjata dari Utara (Syiah Zaidi) yang memberontak terhadap pemerintah pusat. Hingga menguasai Ibu Kota Sana'a. Pemerintah Yaman yang dipimpin Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi yang kini terpaksa berada di pengasingan -- didukung koalisi militer pimpinan Arab Saudi. Koalisi Arab Saudi ini turun tangan sejak tahun 2015 untuk mengembalikan pemerintahan Abdrabbul Mansur Hadi dan mencegah pengaruh Iran melalui Houthi.
Kecuali itu, Iran sendiri dituduh mendukung Houthi secara militer dan logistik, meski Iran sudah menyangkal tidak terlibat dalam perseteruan itu.
Lalu muncul pula kelompok separatis dan militan yang lain, seperti Dewan Transisi Selatan (STC) yang ingin memisahkan Yaman Selatan serta kelompok Al Qaeda dan ISIS yang katanya ikut memanfaatkan suasana yang kacau. Dari konflik ini menurut PBB telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Karena telah jutaan orang mengungsi, kelaparan yang gawat dan hancurnya infrastruktur yang sangat parah.
Wasiat Ayatollah Ruhollah Khomeini jelas tidak bersifat spiritual semata, tetapi juga geopolitik yang dapat menjadi bahan bandingan dan kajian termasuk sikap fundamentalnya terhadap Barat, sementara konflik di Yaman mencerminkan betapa rapuhnya persatuan umat Islam dalam sekala regional dan global yang sangat diharap mampu menghadapi secara bersama konflik kepentingan dan pengaruh yang dapat memperlemah umat Islam sebagai penuntun jalan rahmatan lil alamin. Dan Islam sangat percaya dan yakin bahwa setiap umat manusia sesungguhnya adalah khalifatullah -- wakil Tuhan -- di muka bumi. Sehingga menjadi sangat naib bila melakukan kerusuhan maupun kerusakan di muka bumi. Pejompongan, 23 Juni 2025 (Red)