kontakpublik.id, TANGERANG--Berbagai tipe dan perangai seorang pemimpin otokratis yang memiliki kekuasaan absolut dan selalu membuat keputusan tanpa mengindahkan pendapat pembantu atau pendampingnya, memang cenderung lebih bertanggung jawab, meski terkadang acap mengkambinghitamkan orang lain atas kesalahan atau kegagalan yang terjadi akibat dari keputusannya itu.
Berbeda dengan tipe pemimpin yang otoriter yang memiliki kekuasaan absolut dan pasti cenderung membuat keputusan sesukanya sendiri, tanpa mengindahkan masukan atau pendapat dari orang lain, apalagi untuk anak buahnya. Sehingga partisipasi tidak muncul menjadi suatu kekuatan yang dapat didayagunakan. Akibatnya, bentuk perintah dan petunjuk dalam satu arah menjadi terpusat pada pemimpin yang otoriter. Sebab anak buah tidak mendapat peluang untuk mengajukan inisiatif maupun usulan atau bahkan pendapat yang baik sekalipun.
Konsekuensinya memang bagi seorang pemimpin otoriter akan sangat capek lantaran mulai dari hal-hal yang terkecil akan diawasi atau dimanage langsung oleh pemimpin yang otoriter ini. Karenanya inisiatif, daya kreatif serta potensi inventif tidak akan muncul dan tidak mungkin berkembang pada lapisan pekerja yang ada dibawahnya.
Lalu ada juga tipe seorang pemimpin yang demokratis untuk membuat berbagai keputusan dengan mempertimbangkan pendapat, saran atau masukan dari orang lain sehingga partisipasi anggota tim yang berada dibawah kendali dan arahannya akan dipertimbangkan dengan serius.
Dalam tampilan yang lain, menurut para ahli dan peneliti ada juga tipe seorang pemimpin Laissez-faire yang sangat memberikan kebebasan kepada anggota tim yang ada dibawahnya untuk membuat keputusan dan mengatur diri mereka sendiri untuk bekerja hingga melakukan keputusan yang mereka anggap baik.
Lalu ada pula yang menyebut tipe pemimpin transaksional yang cuma fokus pada tugas dan target capaian yang harus diraih dengan cara yang biasa dilakukan memberi reward dan punishment atas dasar capaian yang dihasilkan oleh staf atau bawahannya. Tapi dalam tampilan yang lain, ada juga tipe pemimpin transformasional yang lebih suka memberi motivasi kepada anggotanya untuk mencapai target keberhasilan agar dapat terus mengembangkan potensi diri mereka masing-masing untuk terus maju dan berkembang seiring dengan capaian kerja yang sudah diperoleh.
Tentu saja setiap pemimpin memiliki kelebihan dan kekurangan dan tingkat efektivitas kerjanya bersama tim atau anak buah yang berada dibawah arahannya untuk meraih sukses bersama.
Pada awalnya dahulu, tipe dari serang pemimpin masih sangat terbatas hanya memahami tipe seorang pemimpin yang kharismatik. Biasanya tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kemampuan linuih memotivasi dan menginspirasi orang lain atau anak buahnya dengan cara dan model kepemimpinannya yang khas.
Biasanya, kepemimpinan kharismatik ini mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan kuat. Visinya jelas dan sangat inspiratif serta bisa membangun kepercayaan serta loyalitas yang tinggi dari anak buah atau mereka yang berada dalam tim kerjanya. Kelebihan dari tipe pemimpin yang kharismatik ini sangat persuasif dan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk memotivasi anak buah atau tim kerjanya.
Kecuali itu, seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi cara kerja -- atau bahkan cara pandang orang lain -- untuk ikut bersama dan mengembangkan potensi diri meraih sukses bersama. Sehingga, tim yang berada dibawah kepemimpinan yang kharismatik dapat berkembang dan semakin. Kuat dan solid.
Seorang pemimpin dapat dapat dilihat dari kesuksesannya membangun rumah tangga. Membuat usaha dalam bidang ekonomi. Menata keharmonisan umat dalam menjalankan tuntunan dan ajaran agama. Termasuk membangun kekuatan politik melalui partai. Atau membangun organisasi berbasis massa yang kuat dan solid utamanya dalam pengorganisasian dan keuangan untuk menjalankan roda organisasi.
Di dalam tata pemerintahan kita, ada pemimpin nasional, ada pemimpin kementerian dan kelembagaan hingga pemimpin daerah, pemimpin kota hingga pemimpin desa. Semuanya bisa masuk dalam satu katagori pemimpin seperti yang disebut diatas, atau mungkin juga masuk dalam katagori lain yang luput sari sebutkan tersebut. Setidaknya untuk TNI dan Polri yang pasti tipe dan model kepemimpinan yang diterapkan adalah sistem komando. Dan diri kita sendiri -- sebagai pemimpin -- setidaknya dalam lingkungan keluarga, mungkin juga tidak termasuk dalam satu tipe manapun. Sebab kepemimpinan yang kita praktekkan bisa jadi model dan tipe kepemimpinan yang terbaru. Tangerang, 16 Mei 2025
(Red)