Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Yoyon Sujana Kunjungi mesjid tertua di Banten

Sabtu, 19 Maret 2022 | Maret 19, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-19T11:40:28Z




Kontakpublik.id, PANDEGLANG -
Yoyon sujana anggota DPRD komisi 2 (Dua) Provinsi Banten kunjungi mesjid tertua di Banten tepatnya di Kampung Pasirangin,Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang. Kamis (17/3/2022).

Yoyon sujana bertepatan Nisfu syaban kunjungi mesjid kuno dan melaksanakan sholat berjamaah bersama warga masyarakat Kampung pasirangin, Yoyon merasa kaget adanya mesjid kuno yang sudah ratusan tahun di kaki bukit gunung karang tepatnya di kampung Pasirangin, Yoyon juga merasa terharu dan berpesan mesjid ini harus kita jaga dan dirawat dengan baik karena ini adalah tugu penguat Banten tugu masyarakat Pandeglang rumah ibadah umat islam sebagai pondasi untuk kita sebagai umat muslim, ini harus dijadikan Cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten ungkapnya."
*Sekilas Ulasan sejarah mesjid kuno* 
Pandeglang tepatnya di Kampung Pasirangin Kelurahan Pagerbatu Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang terdapat salah satu masjid yang berusia ratusan tahun yakni Masjid Baitul Asry.

Pengurus masjid, Busro memperkirakan sejak awal dibangun hingga saat ini diperkirakan usia masjid lebih dari 400 tahun.Uniknya lagi, sampai saat ini material bangunan di masjid tersebut masih tetap sama dengan semula. Hanya beberapa material yang memang sudah direnovasi.

Masjid yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu dengan ukuran 13 x 10 centi meter itu masih tetap terlihat kokoh. Meski, ia mengakui sejak 1945 sampai 2005 lalu terdapat beberapa material yang mengalami pergantian.
“Bangunan masjid ini menghadap langsung ke Gunung Karang. Dan masjid ini memiliki tiga pintu. Memang pada 1945, pernah dilakukan perbaikan atap masjid. Dan pada 2005 lalu, warga kampung bersepakat menambah bagian depan masjid agar bisa menampung jemaah lebih banyak lagi,” jelas Busro, Jum'at (17/3/2022).

Pengurus masjid Busro. Di kalangan masyarakat, masjid ini lebih dikenal dengan sebutan masjid kuno dibandingkan dengan nama Baitul Asry. Akan tetapi, dirinya tidak mengetahui secara pasti kapan masjid ini dibangun. Karena, ayahnya saja yang meninggal pada usia 120 tahun lalu tidak pernah mengetahui kapan didirikannya masjid tersebut.

Meski demikian, bangunan masjid yang hanya memiliki sepuluh tiang penyangga yang terbuat dari kayu, masih saja terlihat kokoh. Dimana, empat tiang terdapat di ruangan utama dan enam tiang terpasang di sisi bangunan. “Selain warga lokal Pandeglang, ada juga dari luar kota yang berkunjung ke sini. Bahkan dari luar negeri pun sering ada yang berkunjung ke masjid ini,” katanya.

Sementara itu, Dinas Pelestarian Lingkungan dan Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pandeglang, Hingga saat ini masjid Baitul Arsy masih belum ditetapkan sebagai cagar budaya karena tidak ada tim ahli untuk penelitian lebih dalam terkait masjid ini. (Rey)
×
Berita Terbaru Update