kontakpublik.id, PANDEGLANG--Peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah menjadi momentum untuk memperingatkan kita tentang kelembutan dan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, Panitia peringatan hari besar Islam (PHBI), Desa Bojong, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, puncaknya digelar pada hari Rabu Siang (27-08-2025), Di Kantor Desa Bojong.
Hadir bersama penceramah Kyai Turmudzi didampingi Qori Ustad Ruyani, seluruh jamaah warga Bojong padati mimbar acara, Kades Bojong (Ujang Nahya), termasuk prangkat Desa, Ketua BPD (Ajat Sudrajat), Camat Bojong (Furkon), Kaum ulama, para kiai, para ustad, para kasepuhan,para santri, ibu pengajian , Kapolsek Bojong Iptu Edi, Danramil yang diwakili dan tokoh Masyarakat.
Acara maulid dijadikan alat sarana bagi para pemuda agar lebih cinta kepada rosulnya maksud tujuanya tak lain agar membangun generasi muda yang berahlak serta religius dan cinta terhadap rosul dan ajaranya .
Maulid Nabi menjadi momentum untuk mengingat dan meneladani Nabi Muhammad SAW yang merupakan sosok yang sangat dihormati oleh umat Islam, sebagai bentuk penghormatan terhadap Rasulullah.
Hal ini sangat tepat, untuk merenungkan kembali ajaran-ajaran mulia yang telah di sampaikan kepada umat, sekaligus memperkuat komitmen dalam meneladani kehidupan dan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam sambutanya, Ketua Panitia PHBI Desa Bojong, Ajat Sudrajat, menyampaikanya bahwa (Tak ada gading yang tak retak) berarti tidak ada sesuatu pun yang sempurna, karena setiap hal pasti memiliki kekurangan atau cacatnya sendiri. Pepatah ini mengingatkan bahwa kesempurnaan itu tidak ada dan manusia tidak luput dari kesalahan atau kekurangan.
Makna dan Pelajaran yang Terkandung penerimaan terhadap Ketidaksempurnaan peribahasa ini mengajarkan untuk menerima bahwa segala sesuatu, termasuk diri sendiri dan orang lain, tidak akan sempurna. Menerima dan Memperbaiki Diri, kesalahan adalah bagian dari diri manusiawi, sehingga penting untuk tidak malu mengakui kekurangan, belajar darinya, dan berusaha untuk memperbaikinya. Maka saya memohon maaf atas kekurangannya dalam acara maulid nabi besar Muhammad SAW.
Mengingat suri tauladan atau perilaku, sifat, tindakan baik yang bisa ditiru atau dicontoh oleh orang lain. Istilah ini sering dikaitkan dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai contoh terbaik dalam kehidupan umat Muslim, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, yang menekankan bahwa pada diri beliau terdapat teladan yang baik bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kiamat.
Kepala Desa Bojong, Ujang Nahya, bahwa kami mengucapkan terima kasih yang tulus atas kehadiran Bapak/Ibu/para ulama/para kasepuhan dan pimpinan/Saudara sekalian di acara [Maulid Nabi Besar Muhammad SAW] hari ini. Partisipasi dan dukungan semua tamu undangan sangat berarti bagi kami.
Sangat bersyukur atas kehadiran bapak/ibu sekalian dan semoga Allah membalas setiap langkah kebaikan semua dengan pahala yang berlipat ganda katanya aamiin Yarrobalallamiin. (Rudi Bako/Mia)