Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Saatnya Pandeglang Bangkit Drs AAP Aptadi Balon Bupati

Selasa, 14 Maret 2023 | Maret 14, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-15T07:18:29Z




kontakpublik.id, PANDEGLANG-Bupati dalam Konteks Otonomi Daerah di Indonesia adalah sebutan untuk Kepala Daerah tingkat Kabupaten yang merupakan warisan dari zaman Pemerintahan Hindia Belanda, seorang Bupati kewenangannya sejajar dengan Walikota, yakni Kepala Daerah untuk Daerah Kota Madya

Kepala Daerah yang memimpin satu Wilayah Kabupaten disebut sebagai Bupati , cakupan wilayah Kekuasaannya secara umum lebih luas karena tak jarang adanya Daerah terpencil yang masuk ke dalam Wilayah Kabupaten.

Sudah diambang pintu pemilihan berikutnya nanti tahun 2024 ini berakhirnya masa Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota bersamaan dengan periodesasi pemilihan, yakni setiap 5 tahun sekali

Secara serentak Nasional, Bakal Pasangan calon itu dari Warga Negara Republik Indonesia yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar ke KPU. Makanya hal ini sudah tidak asing lagi dan tentunya sangat dinanti-nanti oleh semua Warga, sebut saja Bupati Pandeglang yang Masa Jabatanya berahir tahun 2024.

Salah satunya Bakal calon (Balon) Bupati Pandeglang tahun 2024 yaitu Drs. Aap Aptadi yang rencananya akan maju di tahun 2024 nanti dengan membawa selogan "Wancina Pandeglang Hudang" artinya bahwa, saatnya Pandeglang bangkit, bangun dari keterpurukan. Demikian tuturnya saat Wawancara Eksklusif dengan Media ini pada selasa (14-03-2023), di tempat Kediamanya Langsung.

Begini katanya:
Kalau kita datang ke Jawa Timur , Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang dan Banyuwangi tidak ada jalan Desa yang rusak, tapi Bupatinya hidup sederhana. Beda dengan di Pandeglang, Bupatinya itu termasuk terkaya se- Provinsi Banten.

Sementara rakyatnya terpuruk, jalan di mana-mana terus rusak, sarana peribadatan relatif banyak yang tidak terurus, lapangan kerja tidak tersedia, banyak sarjana yang nganggur, jadi mangkanya tahun 2004 itu sebuah momentum yang strategis untuk Bagaimana Pandeglang bisa Bangkit dari keterpurukan yang dirasakan beberapa puluh tahun ke belakang.

Saya serius untuk maju jadi Bakal calon saya berhenti nyalon Bupati itu kalau di depan mata saya sudah ada kalimat innalillahi wa Innalillahi rojI'un , tahun 2000 saya nyalon jadi juara kedua dari 16 pasangan, dari tahun 2016 saya Juara kedua dari tiga pasang bahkan mengalahkan Ibu Romlah yang didukung oleh PDIP dan PKB.

Nah! sekarang tahun 2024 ini, 2 pasang atau 3 pasang atau lebih saya tetap nyalon karena bagi saya mencalonkan diri jadi Bupati Pandeglang adalah sebuah keharusan, keniscayaan dan kewajiban karena melihat Kabupaten Pandeglang relatif lebih terpuruk dibandingkan dengan Daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur .

Logikanya dari Pandeglang ke Jakarta Daerah ibukota itu 130 kilo, sementara 2000 kilo ke Manado, ke Bitung dan ke Minahasa mereka Pembangunannya lebih bagus dari Pandeglang, terus masuk kita ke Jawa Timur, ke Pasuruan, ke Tuban, ke Bondowoso, ke Situbondo, Lumajang, Jember, Banyuwangi itu tidak ada jalan yang jelek Jadi saya merasa iri ketika Kabupaten Pandeglang dekat Daerah Ibukota lebih jelek dibanding dengan Daerah lain,

ini Kondisinya Pandeglang tetpuruk, oleh jarena itu saya disenangi tidak disenangi, disetujui tidak disetujui, tetap saya nyalon, semoga Rakyat setelah dua kali tidak terpilih bisa memilih saya nantinya untuk yang ketiga ini , bahasa kampungnya Mista , Maja , utama , piraku teu jadi. Ngelawan bapakna eleh, ngelawan Indungna eleh, ngalawan Anakna piraku eleh

Tahun ini saya berangkat dari partai karena dari partai itu relatif mudah cukup 10 kursi kalau saya punya partai dengan suara 6 kursi tinggal mencari yang 4 kursi Siapa yang mendampingi bisa 3 bisa pemimpin partai bisa pengusaha yang punya ide-ide kreatif untuk membangun Pandeglang bisa dari kalangan ulama yang tetap menjaga mengawasi dan mengawal Pandeglang sebagai Kota sejuta santri dan 1000 ulama. Ujarnya (Rudi suhaemat)
×
Berita Terbaru Update