kontakpublik.id, PANDEGLANG--Gerakan Pandeglang Melawan Sampah menanggapi pernyataan Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusumah, yang menyampaikan kekhawatiran agar aksi rakyat menolak sampah tidak dipolitisasi Kami menghormati kekhawatiran tersebut Namun perlu kami tegaskan dengan sebenar-benarnya aksi ini tidak berangkat dari kepentingan politik, melainkan dari keresahan tulus masyarakat Pandeglang yang menolak daerahnya dijadikan tempat buangan sampah dari luar daerah karna pandeglang ini kota santri bukan kota sampah
Supriyadi sebagai korlap saya ingin menegaskan bahwa gerakan ini tidak lahir dari ruang rapat elit, tapi dari suara jalanan rakyat. Tuduhan atau kekhawatiran politisasi terlalu berlebihan. Kami melawan bukan karena diarahkan siapa-siapa, tapi karena kontrak kerja sama sampah ini cacat ditandatangani tanpa keterbukaan, tanpa melibatkan publik, dan kompensasinya pun tak jelas. Jadi, mari fokus pada substansi. Jangan lempar isu politisasi, karena itu hanya kabur dari persoalan inti
Ilham mutahir juga sebagai korlap menegaskan Kami tidak anti kritik, kami juga menghargai peringatan soal politisasi. Tetapi rakyat Pandeglang jauh lebih khawatir terhadap bahaya pencemaran, bau busuk, penyakit, dan kerusakan lingkungan yang akan diwariskan kepada anak cucu kami. Di sinilah letak perbedaan: pemerintah khawatir pada politisasi, sementara rakyat khawatir pada kehidupan. Itulah mengapa kami berdiri tegak. Aksi ini bukan panggung politik, tapi panggilan nurani untuk menyelamatkan tanah Pandeglang.
Di sambung oleh imron juga menegaskan dengan nada penuh kekecewaan Kami ingin mempertegas kembali gerakan ini tidak bisa ditunggangi. Kami yang lahir, besar, dan hidup di Pandeglang tahu persis apa yang kami perjuangkan. Isu politisasi hanya pengalih perhatian dari fakta bahwa rakyat tidak pernah diajak bicara, AMDAL tidak jelas, dan Pandeglang hanya dijadikan korban kebijakan. Jadi, mari berhenti menaruh curiga. Karena satu-satunya kepentingan kami hanyalah menjaga tanah ini tetap bersih dan layak dihuni dan kembalikan marwah pandeglang sebagai kota santri
Kami menghormati kekhawatiran pejabat tentang politisasi, tapi kami lebih menghormati suara rakyat yang menolak dizalimi. Maka kami tegaskan kembali: aksi ini lahir dari rakyat, diperjuangkan oleh rakyat, dan ditujukan untuk rakyat. Tidak ada politik di balik gerakan ini, yang ada hanyalah keberanian rakyat Pandeglang melawan ketidakadilan. (Rudi Bako)